Meningkatkan motivasi belajar siswa
melalui model pembelajaran kelompok
Abstrak
Indonesia termasuk negara berkembang, masalah pendidikan
merupakan hal yang tak henti-hentinya dibicarakan antara lain masalah sistem
pendidikan yang belum mampu membangun generasi yang dapat mengatasi tantangan
perubahan jaman. Begitu gencarnya masalah pendidikan dibicarakan, pertanda
masalah ini perlu mendapat perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh. Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh
dirinya. Untuk mencapai semua itu perlu adanya motivasi pada diri setiap siswa
dan ada upaya untuk meningkatkan motivasi yang semula rendah bahkan tidak
dimiliki oleh sebagian siswa.
Pendahuluan
Pendidikan kewarganegaraan tidak semata-mata
membekali siswa tentang pengetahuan melainkan juga lebih ditekankan pada
pembentukan sikap, kepribadian dan perilaku yang berdasarkan pancasila dan
undang-undang dasar 1945, dengan kata lain pendidikan kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan
kewarganegaraan bertujuan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan memahami dan
menghayati nilai-nilai pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku
sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, guru
mempunyai peranan yang sangat penting. Bukan hanya kemampuan mendidik dan
mengajar tetapi juga mampu memberi teladan dan membangkitkan motivasi bagi para
siswa untuk menerima dan menyarap pelajaran yang diberikan, yang tentu saja
akan meningkatkan hasil belajar, khususnya mata pelajaran PKn.
Indonesia termasuk negara berkembang, masalah
pendidikan merupakan hal yang tak henti-hentinya dibicarakan antara lain
masalah sistem pendidikan yang belum mampu membangun generasi yang dapat
mengatasi tantangan perubahan jaman. Contohnya berupa krisis ekonomi, polotik,
sosial dan budaya. Begitu gencarnya masalah pendidikan dibicarakan, pertanda
masalah ini perlu mendapat perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh.
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya. Untuk mencapai
semua itu perlu adanya motivasi pada diri setiap siswa dan ada upaya untuk
meningkatkan motivasi yang semula rendah bahkan tidak dimiliki oleh sebagian
siswa. Siswa akan berhasil dalam belajar apabila di dalam dirinya ada keinginan
untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut
motivasi. Jika siswa memiliki motivasi tinggi, hambatan dan kesulitan dalam
proses belajar dapat diatasi serta akan berhasil dalam belajar, lebih mudah
mewujudkan cita-citanya.
Untuk membantu siswa yang motivasinya rendah,
guru dapat melakukan hal-hal yang mampu membangkitkan motivasi intrinsik
seperti; membentuk kelompok belajar yang terdiri dari beberapa siswa untuk
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru, dimana ada satu siswa yang lebih
pandai agar dapat membantu temannya yang lain.
penggunaan kelompok belajar dalam kegiatan
pembelajaran mempunyai kelebihan dibandingkan dengan metode ceramah. Kelebihan
ini diantaranya melatih kemandirian siswa. Sehingga tidak menggantungkan
sepenuhnya pada guru dalam belajar. Didalam
kelompok belajar juga dapat memupuk kebersamaan, gotong royong dan
tanggung jawab. Dengan bergabung bersama teman satu kelompok, diharapkan siswa
yang tidak termotivasi dalam belajar akan menjadi semangat dan dapat memunculkan
rasa ingin setara dengan teman-teman lainnya, sehingga akhirnya mereka berjuang
untuk tampil sama dengan teman-teman yang pandai.
Dengan kelebihan-kelebihan di atas maka
peneliti punya asumsi bahwa kelompok belajar mampu mendorong aktivitas belajar
siswa di kelas. Dengan suasana belajar yang aktifdiharapkan dapat memotivasi
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan diharapkan pula dapat
meningkatkan pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kelompok belajar siswa tidak merasa
takut atau malu bertanya pada teman yang dapat membantu menjelaskan cara
menyelesaikan atau mengerjakan tugas. Peran siswa yang lebih pandai itu disebut
tutor sebaya. Selain itu ada beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk
meningkatkan motivasi siswa misalnya dengan pemberian angka atau nilai, hadiah,
gerakan tubuh, pujian, pemberian tugas, ulangan, hukuman dan sebagainya.
Pada saat ini kemampuan guru harus
ditingkatkan. Guru harus meninggalkan kebiasaan yang menganggap gurulah
satu-satunya sumber informasi. Keterlibatan dalam pembelajaran harus
ditingkatkan sehingga tercipta suasana belajar yang aktif dan mandiri (student
centris), guru hanya bertindak sebagai mediator, informator, fasilitator dan
motivator.
Namun pada kenyataannya masih ada siswa yang
sangat sulit diharapkan memiliki motivasi untuk melibatkan diri secara aktif
jika tidak ada motivasi yang diberikan dari guru. Keadaan ini mungkin
disebabkan kebiasaan guru, khususnya dalam memberikan materi pelajaran PKn
hanya menggunakan metode ceramah saja. Sehingga siswa menjadi bosan karena
hanya mendengarkan tanpa dimintai komentar mereka tentang pelajaran tersebut.
Menumbuhkan motivasi belajar siswa bisa
melalui berbagi cara salah satunya dengan menggunakan metode belajar
berkelompok, dengan metode tersebut diharapkan siswa yang kurang termotivasi,
akan termotivasi dengan temannya yang lebih pintar. Sifat siswa SD yang
membandingkan dirinya dengan temennya, sering berkelahi karena hal-hal kecil,
dan bullying dapat membuat siswa yang menjadi korban dari bullying atau
sebagainya akan merasa tidak nyaman ketika berada dikelas. Metode ini mengajarkan siswa untuk bersosialisasi dengan
temannya dan mengurangi permasalahan-permasalahan yang timbul akibat tingkat
emosinal siswa sekolah dasar yang belum stabil.
Metode
Metode yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan pendekatan classroom research yang merupakan
bagian dari jenis kualitatif.
Hasil
dan pembahasan
Hasil
belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses
pembelajara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar
yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun
masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya
Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat
kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes
(formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan
(Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri. Untuk
meningkatkan hasil belajar PKn, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga
siswa termotivasi untuk belajar. Salah satunya dengan belajar berkelompok. Guru
merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan
komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai
hasil belajar. Agar hasil belajar PKn meningkat diperlukan situasi, cara dan
strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik
pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar
mengajar.
Kesimpulan
Hasil yang dapat saya simpulkan adalah
sebagai berikut; 1) Dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa baik secara
umum maupun khusus. 2) Dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa. 3)
belajar berkelompok dapat membuat siswa merasa tidak canggung untuk menannyakan
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran tersebut kepada teman sebayanya.
Saran
1. Sebaiknya
guru menguasai berbagai metode pengajaran yang sesuai dengan pelajaran PKn yang
berakar dari budaya bangsa sendiri.
2. Guru
mau menggali pelajaran-pelajaran PKn dari berbagai referensi.
Daftar
Pustaka
1. Warno,
Skripsi “Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kelompok Siswa Kelas IV SDN Pondok
Benda IV”, 2010.
Dirgantara Wicaksono
Pembelajaran PKN di SD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar