Senin, 15 Juni 2015

Artikel PKn II



Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kelompok

Abstrak
Indonesia termasuk negara berkembang, masalah pendidikan merupakan hal yang tak henti-hentinya dibicarakan antara lain masalah sistem pendidikan yang belum mampu membangun generasi yang dapat mengatasi tantangan perubahan jaman. Begitu gencarnya masalah pendidikan dibicarakan, pertanda masalah ini perlu mendapat perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh.  Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya. Untuk mencapai semua itu perlu adanya motivasi pada diri setiap siswa dan ada upaya untuk meningkatkan motivasi yang semula rendah bahkan tidak dimiliki oleh sebagian siswa.

Pendahuluan
    Pendidikan kewarganegaraan tidak semata-mata membekali siswa tentang pengetahuan melainkan juga lebih ditekankan pada pembentukan sikap, kepribadian dan perilaku yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945, dengan kata lain pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan kewarganegaraan bertujuan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan memahami dan menghayati nilai-nilai pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab.
      Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, guru mempunyai peranan yang sangat penting. Bukan hanya kemampuan mendidik dan mengajar tetapi juga mampu memberi teladan dan membangkitkan motivasi bagi para siswa untuk menerima dan menyarap pelajaran yang diberikan, yang tentu saja akan meningkatkan hasil belajar, khususnya mata pelajaran PKn.
    Indonesia termasuk negara berkembang, masalah pendidikan merupakan hal yang tak henti-hentinya dibicarakan antara lain masalah sistem pendidikan yang belum mampu membangun generasi yang dapat mengatasi tantangan perubahan jaman. Contohnya berupa krisis ekonomi, polotik, sosial dan budaya. Begitu gencarnya masalah pendidikan dibicarakan, pertanda masalah ini perlu mendapat perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh. Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya. Untuk mencapai semua itu perlu adanya motivasi pada diri setiap siswa dan ada upaya untuk meningkatkan motivasi yang semula rendah bahkan tidak dimiliki oleh sebagian siswa. Siswa akan berhasil dalam belajar apabila di dalam dirinya ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut motivasi. Jika siswa memiliki motivasi tinggi, hambatan dan kesulitan dalam proses belajar dapat diatasi serta akan berhasil dalam belajar, lebih mudah mewujudkan cita-citanya.
   Untuk membantu siswa yang motivasinya rendah, guru dapat melakukan hal-hal yang mampu membangkitkan motivasi intrinsik seperti; membentuk kelompok belajar yang terdiri dari beberapa siswa untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guru, dimana ada satu siswa yang lebih pandai agar dapat membantu temannya yang lain.
  penggunaan kelompok belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kelebihan dibandingkan dengan metode ceramah. Kelebihan ini diantaranya melatih kemandirian siswa. Sehingga tidak menggantungkan sepenuhnya pada guru dalam belajar. Didalam  kelompok belajar juga dapat memupuk kebersamaan, gotong royong dan tanggung jawab. Dengan bergabung bersama teman satu kelompok, diharapkan siswa yang tidak termotivasi dalam belajar akan menjadi semangat dan dapat memunculkan rasa ingin setara dengan teman-teman lainnya, sehingga akhirnya mereka berjuang untuk tampil sama dengan teman-teman yang pandai.
    Dengan kelebihan-kelebihan di atas maka peneliti punya asumsi bahwa kelompok belajar mampu mendorong aktivitas belajar siswa di kelas. Dengan suasana belajar yang aktifdiharapkan dapat memotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan diharapkan pula dapat meningkatkan pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
     Dalam kelompok belajar siswa tidak merasa takut atau malu bertanya pada teman yang dapat membantu menjelaskan cara menyelesaikan atau mengerjakan tugas. Peran siswa yang lebih pandai itu disebut tutor sebaya. Selain itu ada beberapa cara yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan motivasi siswa misalnya dengan pemberian angka atau nilai, hadiah, gerakan tubuh, pujian, pemberian tugas, ulangan, hukuman dan sebagainya.
     Pada saat ini kemampuan guru harus ditingkatkan. Guru harus meninggalkan kebiasaan yang menganggap gurulah satu-satunya sumber informasi. Keterlibatan dalam pembelajaran harus ditingkatkan sehingga tercipta suasana belajar yang aktif dan mandiri (student centris), guru hanya bertindak sebagai mediator, informator, fasilitator dan motivator.
   Namun pada kenyataannya masih ada siswa yang sangat sulit diharapkan memiliki motivasi untuk melibatkan diri secara aktif jika tidak ada motivasi yang diberikan dari guru. Keadaan ini mungkin disebabkan kebiasaan guru, khususnya dalam memberikan materi pelajaran PKn hanya menggunakan metode ceramah saja. Sehingga siswa menjadi bosan karena hanya mendengarkan tanpa dimintai komentar mereka tentang pelajaran tersebut.
    Menumbuhkan motivasi belajar siswa bisa melalui berbagi cara salah satunya dengan menggunakan metode belajar berkelompok, dengan metode tersebut diharapkan siswa yang kurang termotivasi, akan termotivasi dengan temannya yang lebih pintar. Sifat siswa SD yang membandingkan dirinya dengan temennya, sering berkelahi karena hal-hal kecil, dan bullying dapat membuat siswa yang menjadi korban dari bullying atau sebagainya akan merasa tidak nyaman ketika berada dikelas. Metode ini  mengajarkan siswa untuk bersosialisasi dengan temannya dan mengurangi permasalahan-permasalahan yang timbul akibat tingkat emosinal siswa sekolah dasar yang belum stabil. 

 Metode
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan classroom research yang merupakan bagian dari jenis kualitatif.

Hasil dan pembahasan
   Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap serta penilaian diri. Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Salah satunya dengan belajar berkelompok. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar hasil belajar PKn meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar. 

Kesimpulan
   Hasil yang dapat saya simpulkan adalah sebagai berikut; 1) Dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa baik secara umum maupun khusus. 2) Dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa. 3) belajar berkelompok dapat membuat siswa merasa tidak canggung untuk menannyakan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran tersebut kepada teman sebayanya.

Saran
1.  Sebaiknya guru menguasai berbagai metode pengajaran yang sesuai dengan pelajaran PKn yang berakar dari budaya bangsa sendiri.
2.  Guru mau menggali pelajaran-pelajaran PKn dari berbagai referensi.

Daftar Pustaka
1.  Warno, Skripsi “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kelompok Siswa Kelas IV SDN Pondok Benda IV”, 2010.


Dirgantara Wicaksono
Pembelajaran PKN di SD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar